Selasa, 12 November 2013


LINDUNGI HUTAN MANGROVE

 

Mangrove merupakan ekosistem laut tropis, tumbuh di sepanjang pantai atau muara sungai. Adanya pengaruh air laut dan air dari daratan serta dipengaruhi oleh pasang surut. Mangrove merupakan kombinasi antara:
mangue (bahasa Portugis)---tumbuhan
grove (bahasa Inggris)---hutan belukar atau hutan kecil

1. Karakteristik Habitat Hutan Mangrove
• Umumnya tumbuh pada daerah intertidal
• Jenis tanahnya berlumpur, berlempung atau berpasir
• Daerahnya tergenang air laut secara berkala
• Menerima pasokan air tawar yang cukup dari darat
• Terlindung dari gelombang besar dan arus pasang surut yang kuat

• Banyak ditemukan di pantai yang terlindungi, teluk dangkal, estuaria
• Air bersalinitas payau (222 permil) hingga asin (38 permil)

 

 2. Distribusi Mangrove
• Terdapat di daerah tropis dan beberapa bagian di sub tropis
• Vegetasi hutan mangrove di indonesia memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi
• Di Indonesia terdapat kurang lebih 47 jenis tumbuhan yang spesifik hutan mangrove
• Empat famili yang terdapat pada ekosistem mangrove, yaitu :
    -Rhizophoraceae (Rhizophora, Bruguiera, Ceriops)
    -Sonneratiaceae (Sonneratia)
    -Avecenniaceae (Avicennia)
    -Meliaceae (Xylocarpus)

3. Fungsi dan Manfaat Ekosistem Mangrove
a. Fungsi fisik
• Menjaga garis pantai agar tetap stabil
• Melindungi pantai dari proses erosi
• Menahan  tiupan angin kencang dari laut ke darat
• Menahan sedimen
• Sebagai kawasan penyangga rembesan air laut ke darat
b. Fungsi kimia
• Sebagai tempat terjadinya proses daur ulang yang menghasilkan oksigen
• Sebagai penyerap karbondioksida
• Sebagai pengolah bahan
bahan limbah hasil pencemaran industri dan kapalkapal dilautan
c. Fungsi biologi
• merupakan pemasok bahan organik yang berasal dari sejumlah besar daun dan dahan pohon mangroveyang rontok
• Sebagai daerah asuhan (nursery ground), daerah mencari makanan (feeding ground), dan daerah pemijahan (spawning ground)
• sebagai habitat alami bagi berbagai jenis biota darat dan laut
d. Fungsi ekonomi sebagai sumber devisa
• penghasil kayu: untuk kayu bakar, serta kayu untuk bahan bangunan dan perabot rumah tangga
• Penghasil bahan baku industri, misalnya kertas, obat
obatan
Penghasil bibit ikan, udang, kerang, kepeting dll
e. Fungsi lain (wanawisata)
sebagai kawasan wisata alam pantai dengan keindahan vegetasi dan satwa
• sebagai tempat pendidikan, konservasi, dan penelitian

4. Daur Hidup
• Daur hidup vegetasi mangrove memiliki daur hidup yang khusus
• Reproduksi dengan Propagule



Daur hidup pohon mangrove (Rhizophora sp)

 


Rantai Makanan di Ekosistem Mangrove



5. Zonasi Hutan Mangrove

a. Pembagian kawasan mangrove berdasarkan perbedaan penggenangan:
    - Zona proksimal, yaitu kawasan yang terdekat dengan laut. (R. apiculata, R.mucronata, san S.alba)
    - Zona middle, yaitu zona yang terletak antara laut dan darat.(S.caseolaris, R.alba, B.gymnorrhiza, A.marina, A.officinalis, dan Ceriops tagal)
    - Zona distal, yaitu zona yang terjauh dari laut. (Pongamida, Pandanus, Hibiscus)
b. Pembagian zona berdasarkan jenis vegetasi yang mendominasi dari arah laut ke daratan.
    - Zona Avecennia, terletak pada lapisan paling luar dari hutan mangrove. Pada zona ini tanah agak berpasir dan lumpur berpasir dan berkadar garam tinggi.
    - Zona Rhizophora, terletak dibelakang zona Avecennia dan Sonneratia. Pada zona ini tanah berlumpur lembek dengan kadar garam lebih rendah.
    - Zona Bruguiera, terletak dibelakang zona Rhizophora. Pada zona ini tanah berlumpur agak keras dan perakaran tanaman lebih peka.
    - Zona Nypah, yaitu zona pembatas antara daratan dan lautan, namun zona ini jarang ada bila tidak terdapat air tawar yang mengalir.


Zonasi alami mangrove



6. Adaptasi pohon mangrove

a. Adaptasi Terhadap kadar Oksigen Rendah Pohon mangrove memiliki perakaran yang khas untuk mengambil oksigen dari udara:
    - bertipe cakar ayam yang mempunyai pneumatofora (mis: Avecennia, Xylocarpus, Sonneratia)
    - bertipe penyangga/tongkat yang memiliki lentisel (mis: Rhizophora)
b. Adaptasi Terhadap Tanah yang kurang stabil dan adanya pasang surut
    - Mengembangkan struktur akar yang sangat ekstensif dan membentuk jaringan horizontal yang lebar sehingga memperkokoh pohon.
c. Adaptasi terhadap kadar garam tinggi
    - Beberapa jenis bakau menghindari banyaknya garam dengan cara menyaring melalui bagian akarnya. Beberapa spesies dapat menyaring sampai 90% kadar garam air laut. (Rhizophora, Ceriops, Bruguiera) termasuk spesies penyaring garam (salt
excluders.)
    - Secepatnya mengeluarkan garam yang masuk ke dalam sistem pepohonan melalui pori2 daun. (Avicennia, Sonneratia and Acanthus).


Kristal garam yang dikeluarkan melalui pori daun

    - Menumpuk kelebihan garam pada kulit batang pohon dan daun tua yang akan terlepas dan jatuh dari pohon tersebut. (Avicennia, Sonneratia dan Ceriops)
    - Berdaun kuat dan mengandung banyak air
    - Mempunyai banyak jaringan internal penyimpan air dan kosentrasi garam tinggi

7. Sistem Perakaran pada pohon Mangrove
Fungsi Akar: menunjang pohon berdiri, untuk mendapat oksigen dan bahan nutrien yang penting, memperkokoh berdirinya pohon.
Macam
macam jenis akar
1. Akar tongkat atau penyangga, yang akarnya berbentuk strutur jaringan kabel melebar (stilt atau prop roots). Akar ini mencuat dari batang bercabang
cabang ke bawah permukaan lumpur dan menggantung Contoh: Rhizophora sp


Akar tongkat atau penyangga (Rhizophora sp)


2. Akar papan, yang akarnya tebal, posisinya tegak atau pipih (buttress roots). Contoh: Ceriops sp, Xylocarpus sp.


Akar Papan


3. Akar lutut, akar yang tumbuh mendatar dan bergelombang diatas dan dibawah permukaan air. Akar nya mencuat ke atas permukaan tanah dan kemudian masuk kembali menancap ke tanah (knee roots). Contoh: Bruguiera sp


Akar Lutut


4. Akar cakar ayam/alar pasak, akar yang tumbuh berpencar dengan anak akar muncul dipermukaan air seperti tombak yang diberdirikan yang mencuat dari bawah ke atas. disebut juga sebagai snorkel roots karena bentuknya yang seperti pipa snorkel. Contoh: Avicennia sp, Sonneratia sp


Akar cakar ayam



8. Fauna Mangrove
Fauna yang terdapat di ekosistem mangrove terdiri:
a. Fauna terestrial kebanyakan hidup di pohon mangrove contoh: insekta, ular, primata, burung
b. Fauna perairan
    - yang hidup di kolom air; ikan dan udang
    - yang menempati substrat keras /lunak; kepiting, kerang
Klasifikasi fauna pada hutan mangrove berdasarkan habitat Berry (1972):
- Epifauna (surface fauna), adalah fauna yang hidup di atas permukaan tanah
- Infauna, adalah fauna yang hidup di bawah permukaan tanah
Klasifikasi fauna mangrove (Tee, 1982):
a. Kelompok mobile seperti Gastropoda, Krustasea, dan Polychaeta.
b. Kelompok sessile seperti jenis Bivalvia

9. Pola penyebaran fauna mangrove secara berkelompok berdasarkan salinitas Menurut Plaziat (1984):

a. Fauna yang berada di zona mangrove bagian depan atau di dekat laut
    - mampu beradaptasi terhadap perubahan salinitas
b. Fauna yang berada di zona mangrove bagian tengah (payau)
    - dipengaruhi oleh fluktuasi salinitas
c. Fauna yang berada di zona mangrove di belakang/bagian dalam
    - beradaptasi terhadap fluktuasi salinitas yang rendah


Diagram ilustrasi penyebaran fauna di habitat ekosistem mangrove



10. Fauna sebagai SD perairan yang sering ditemukan di ekosistem mangrove:
a.Ikan
•Ikan penetap sejati yaitu ikan yang seluruh siklus hidupnya dijalankan di daerah hutan mangrove
contoh: ikan Blodok (Periopthalmus sp).
adaptasi: sistem pernapasan; kantung bervaskularisasi didalam rongga mulut
dan ruangan
ruangan insang
Ikan penetap sementara yaitu ikan yang berasosiasi dengan hutan mangrove selama periode anakan, tetapi saat dewasa cenderung menggerombol di sepanjang pantai yang berdekatan dengan hutan mangrove
contoh: ikan belanak, ikan Kuweh (Carangidae), dan ikan Kapasan
•Ikan pengunjung pada periode pasang yaitu ikan yang berkunjung ke hutan 
mangrove pada saat air pasang untuk mencari makan
contoh: Krot, ikan Barakuda, Alu
alu

 

Sabtu, 17 Agustus 2013

DIRGAHAYU RI KE 68



Selamat Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang Ke-68.
Jaya di laut, sejahtera di darat, perkasa di udara.
Merdeka!!

Sabtu, 03 Agustus 2013

PERPARAH ABRASI PANTAI, JANGAN PAKSAKAN REKLAMASI DI TANJUNG BENOA, BALI


PERPARAH ABRASI PANTAI, JANGAN PAKSAKAN REKLAMASI DI TANJUNG BENOA, BALI
Semarapura (Bali Post)-


Rencana reklamasi Teluk Benoa seluas 838 hektar, benar-benar menghantui masyarakat pesisir. Mereka menjerit lantaran garis pantai terus terkikis oleh abrasi masif. Reklamasi di Teluk Benoa akan berdampak memperparah abrasi yang makin kuat di wilayah Klungkung.
Seperti di Pantai Tegal Besar, Desa Negari, Banjarangkan, Klungkung, sejak lama abrasi cukup parah. Warga setempat, Made Mudra, Minggu (28/7) kemarin, mengatakan abrasi di pantai yang diapit Tukad Bubuh dan Tukad Melangit mengakibatkan puluhan hektar lahan pertanian lenyap. "Dulu jarak bibir pantai Tegal Besar dengan permukiman warga lebih dari dua kilometer, sekarang hanya seratus meter. Abrasi ini sudah terjadi sejak 20 tahun lalu," katanya.
Lahan yang lenyap akibat abrasi, mayoritas lahan milik warga setempat, investor dan areal pertanian desa setempat. Abrasi membuat puluhan hektar lahan tersebut terkubur pasir sehingga tak bisa digarap warga. "Sekarang lahan-lahan pribadi hanya tinggal sertifikat," keluh Mudra yang juga nelayan di pantai setempat.
Mudra dan warga lainnya di lokasi mengaku kecewa dengan sikap pemerintah yang menuduh warga pencari batu sikat, sebagai penyebab parahnya abrasi. Padahal, banyak kebijakan keliru pemerintah provinsi maupun kabupaten yang tidak memikirkan dampaknya bagi lingkungan. Salah satunya kebijakan reklamasi di Teluk Benoa. Dari pengalamannya melaut, rata-rata arus laut di sepanjang pantai di Klungkung memang cukup kuat, sehingga ombak kerap ganas menghancurkan pantai. Di pantai Tegal Besar, abrasi telah membuat jalan raya menuju lahan milik warga dan investor putus dan kini menjadi alur sungai. Puluhan meter tanggul pantai juga jebol. Akibatnya nelayan kehilangan lahan untuk memarkir jukung.
Warga lainnya, Dewa Aji Bading juga heran atas rencana reklamasi Teluk Benoa. Seolah pemerintah tak melihat abrasi yang sudah terjadi sebelumnya. Terlebih saat Gubernur Bali Mangku Pastika ngotot hendak melanjutkan rencana reklamasi itu. Jika reklamasi dilakukan, dia meyakini pantai Tegal Besar bakal tambah hancur oleh abrasi lebih besar. "Kalau orang Bali bilang, lebah keparanan banyu, dimana dataran yang lebih rendah, airnya pasti menuju ke sana. Ini sangat mengkhawatirkan. Pantai Tegal Besar bakal tambah hancur," ungkap Dewa Aji. Dia berharap, rencana reklamasi Teluk Benoa dibatalkan agar pantai di kabupaten lain tidak terkena dampaknya. Warga Dusun Tegal Besar yang pencari batu sikat ini berharap pihak terkait segera melakukan langkah-langkah untuk menyelamatkan sekaligus melindungi Pantai Tegal Besar.
Abrasi di Klungkung memang terbilang parah. Dari data di Dinas PU Klungkung, kerusakan pantai akibat abrasi di Klungkung paling banyak terjadi di Kecamatan Nusa Penida. Dari panjang pantai 48.500 meter, 13.550 meter di antaranya rawan abrasi dan hingga kini belum tertangani. Kondisi ini kerap dikeluhkan para kades, seperti Kades Ped, Kutampi, Batunggul hingga Suana. Namun kerusakan parah itu tak bisa langsung ditangani secara menyeluruh lantaran terbentur anggaran cukup besar.
Selain itu tiga kecamatan lainnya, yakni Banjarangkan, Klungkung dan Dawan juga terjadi abrasi. Di Kecamatan Banjarangkan, Pantai Tegal Besar, Lepang dan Sidayu dengan panjang pantai 4.000 meter, 3.000 meter diantaranya tergerus abrasi dan belum tertangani. Hal serupa terjadi di Kecamatan Klungkung abrasi 1.400 meter dari Pantai Watu Klotok hingga Jumpai yang panjangnya 2.500 meter. Sementara abrasi di Kecamatan Dawan, Pantai Kusamba, Gunaksa dan Pesinggahan 900 meter dari panjang 4.000 meter. Dari total kerusakan pantai akibat abrasi itu, yang tertangani baru 9.129,96 meter. (kmb31)

Selasa, 23 Juli 2013


87% PULAU DI INDONESIA TIDAK BERPENGHUNI

          Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar didunia dengan jumlah pulau sebanyak 17.504 pulau. Dari jumlah tersebut ternyata hanya 12,38 % atau sekitar 2.342 pulau saja yang berpenghuni. Sisanya 87,62 % atau sebanyak 15.337 pulau tidak berpenghuni. Demikian disampaikan Sudirman Saad, Dirjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K) Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Sudirman menjelaskan, dari jumlah 17.504 pulau tersebut, pemerintah Indonesia pada tahun 2007 pada Sidang PBB United Nations Conference on the Standardization of Geographical Names (UNCSGN) di New York, telah mendepositkan sejumlah 4.981 pulau ke PBB. Pada tahun 2012 jumlahnya sudah mencapai 13.466 pulau yang sudah didepositkan. Proses toponimi pulau sendiri koordinasikan oleh Kementerian Dalam Negeri dengan melibatkan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), Dinas Hidro Oceanografi (Dishidros) TNI AL dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sesuai amanah Perpres No. 112 tahun 2006 tentang Tim Nasional Pembakuan Nama Rupa Bumi yang disahkan pada tanggal 29 Desember 2006. “Kami berharap pada tahun 2014 toponimi dan deposit nama pulau di PBB selesai,” katanya.
Menurut Sudirman, pemerintah memberi prioritas penanganan pengelolaan pulau kecil adalah terhadap 92 pulau terluar. Bila pembakuan pulau terhadap pulau yang berada di wilayah perairan pedalaman hanya terkait internal pemerintah NKRI, untuk pengelolaan pulau terluar justru menyangkut soal kedaulatan dan pertahanan negara. Hilangnya pulau kecil di perbatasan yang diakibatkan alam atau klaim oleh negara tetangga, dampaknya dapat mengubah batas wilayah suatu negara. Untuk itu, pengelolaan di pulau bersangkutan sangat penting, baik bagi pulau yang tak berpenghuni maupun yang berpenghuni. “Saat ini, dari jumlah 92 pulau terluar, hanya ada 31 pulau yang berpenghuni, selebihnya tak berpenghuni. Untuk itu, pemerintah, secara bersama-sama melakukan pengelolaan dan pemberdayaan pulau tersebut,” tegasnya.

Adopsi Pulau

Suksesnya pembangunan suatu wilayah tidak terlepas dari besarnya anggaran yang akan digunakan. Artinya dengan dana terbatas, sangatlah sulit mengembangkan wilayah secara maksimal. Kondisi inilah yang kini sedang dihadapi pemerintah daerah bahkan juga pemerintah pusat. Keterbatasan anggaran ini telah mendorong Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membuat program kerjasama dengan berbagai pihak, baik swasta, BUMN dan perguruan tinggi. Fokus kerjasama adalah untuk mengembangkan pulau pulau kecil dan pulau terluar.
Pro kontra pun muncul dengan program tersebut. Namun banyak pihak berpendapat, rencana pemerintah tersebut merupakan sebuah gebrakan positif dalam upaya pemberdayaan pulau-pulau terdepan Indonesia agar masyarakat penghuni pulau tersebut tidak merasa terasing di negaranya sendiri, dan lebih memilih membangun komunikasi dengan negara tetangga. Jika pola pemberdayaan ini tidak segera dilakukan maka eksistensi kedaulatan NKRI akan menjadi goyah. Masyarakat pulau terluar akan mudah tergoda dengan perkembangan pembangunan di negara tetangga, dan lama kelamaan tidak lagi merasa dirinya sebagai orang Indonesia.
Salah satu implementasi kerjasama tersebut adalah program Adopsi Pulau. Program yang digagas oleh Direktorat Jenderal KP3K ini memang sangat strategis. Dimana, KKP mengajak swasta maupun BUMN dan perguruan tinggi untuk memberikan kontribusi bagi pengembangan ekonomi lokal di pulau kecil melalui fasilitasi sarana prasarana maupun kemudahan pengembangan usaha di bidang kelautan dan perikanan di pulau tersebut. “Menjalin kemitraan baik dengan pihak swasta maupun BUMN sangat penting untuk dilakukan. Keterlibatannya dalam mendorong pergerakan ekonomi lokal dapat diwujudkan melalui Program Corporate Social Responsibility (CSR) atau Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)," kata Sudirman.
Dijelaskan, pengelolaan pulau-pulau kecil yang ditawarkan pemerintah kepada swasta dan BUMN, merupakan sebuah langkah nyata dalam menjaga dan memelihara kedaulatan NKRI. Gagasan tersebut muaranya pada pemberdayaan masyarakat di pulau tersebut, tetapi titik utamanya pada pemeliharaan kedaulatan negara agar warga di pulau terluar tersebut tidak terpikat dengan kemajuan peradaban yang dimiliki negara tetangga. “Program adopsi pulau tersebut diprioritaskan pada pembangunan yang ramah lingkungan, dan memberdayakan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil. Pemerintah, memberi dukungan berupa pengembangan infrastruktur dasar seperti pembangunan pembangkit listrik tenaga surya  dan pembangunan sarana di pulau kecil,” ujarnya.

Pulau kecil
Dijelaskan, pemerintah melalui KKP menawarkan 20 pulau-pulau kecil di Indonesia. Ke-20 pulau kecil itu antara lain Pulau Lepar di Bangka Belitung, Enggano (Bengkulu), Kemujan (Jateng), Maradapan (Kalsel), Maratua (Kaltim), Sebatik (Kaltim), Siantar (Kepulauan Riau), Gili Belek (NTB), Pasaran (Lampung), Dullah (Maluku), Koloray (Maluku Utara), dan Alor (NTT). Sedangkan pulau lainnya adalah pulau Mansuar  di Papua Barat, Battoa (Sulbar), Selayar (Sulsel), Samatellu Pedda (Sulsel), Lingayan (Sulteng), Manado Tua (Sulut), Gangga (Sulut), dan Mentehage (Sulut). “Tawaran pemerintah kepada swasta untuk mengelola 20 pulau kecil mulai tahun ini, dengan harapan agar kontribusi yang diberikan pihak swasta dapat memberdayakan masyarakat di pulau-pulau tersebut,” tambahnya.
Menurut Sudirman, program adopsi pulau merupakan salah satu cara untuk memberikan perhatian pada pulau-pulau kecil dan terluar di Indonesia, sejumlah perusahaan diminta untuk mengadopsi pulau. Jika adopsi pulau dilakukan perusahaan bisa membantu warga pulau kecil sekaligus menggantikan peran pemerintah yang tidak bisa mengawasi semua  pulau-pulau kecil yang ada. “Dasar hukumnya ada, yaitu kewajiban memperdayakan pulau pulau kecil dan masyarakat pesisir dengan pembangunan infrastrukturnya,” katanya.
Sudirman menegaskan,  karena minimnya perhatian terhadap pulau-pulau kecil di Indonesia memicu sejumlah kasus. Diantaranya, eksplotasi pulau dan isinya sehingga berakibat lingkungan di pulau itu hancur. Jadi dengan adopsi pulau diharapkan dapat membantu masyarakat pulau tersebut untuk menaikan pendapatan perkapita, pendidikan, kesehatan serta memperbaiki lingkungan yang rusak. “KKP juga telah membuat pedoman umum program adopsi pulau sebagai rambu-rambu aturan pengelolaan pulau kecil secara ketat dan komprehensif. Kami juga tidak mentolerir perusahaan yang merusak pulau itu,”  tandasnya.

Perguruan tinggi
Sudirman menambahkan, untuk tahun 2012, KKP memfokuskan pembangunan di 12 pulau kecil terluar. Ke 12 pulau itu meliputi Pulau Sebatik, Nusakambangan, Miangas, Marore, Marampit, Lingayan, Maratua, Wetar, Alor, Enggano, Simuk, dan Dubi Kecil. Pertimbangannya, meski memiliki sumber daya alam yang besar, namun pulau-pulau ini juga memiliki banyak keterbatasan, khususnya terkait kondisi masyarakatnya. Pada umumnya pulau-pulau kecil terluar ini masih tertinggal, terutama terkait ketersediaan infrastruktur yang terbatas. “Pembangunan pulau-pulau ini memang memerlukan partisipasi semua pihak, termasuk perguruan tinggi,” tegasnya.
KKP, kata Sudirman akan menggandeng berbagai perguruan tinggi. Khususnya kerja sama dengan mengadopsi pulau-pulau kecil sebagai wilayah binaan bersama. Pengembangan dalam program adopsi diprioritaskan pada berbagai kegiatan pembangunan yang ramah lingkungan serta memberdayakan masyarakat setempat. Misalnya Pulau Sebatik di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, yang berbatasan langsung dengan Malaysia Pulau ini menjadi salah satu fokus kerjasama yang akan dilakukan KKP dengan perguruan tinggi di Indonesia. “Kerja sama ini juga untuk mengimplementasikan amanat dari Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2010 tentang Pemanfaatan Pulau-pulau Kecil Terluar untuk pertahanan dan keamanan, kesejahteraan masyarakat, dan pelestarian lingkungan,” tegas Sudirman.



Kamis, 18 Juli 2013

Agenda Renang Rutin HIMAKEL

Renang rutin adalah program kerja / kegiatan rutin Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan (HIMAKEL) dimana anggota atau mahasiswa ilmu kelautan jurusan perikanan dan kelautan universitas jenderal soedirman diberikan pelatihan atau materi diluar acara perkuliahan, Pada acara tesebut anggota akan dibimbing oleh mahasiswa ilmu kelautan yang lebih berpengalaman dan telah mengambil mata kuliah tersebut yang biasa disebut dengan asisten. Kegiatan renang rutin diadakan setiap seminggu sekali,setiap hari sabtu jam 07.00 WIB, di tempat kolam renang Langen Tirto Sekolah Polisi Negara (SPN). 

Konsep acara ini adalah mahasiswa akan diberikan arahan dari para asisten. Kemudian mahasiswa atau anggota renang rutin melakukan pemanasan yang akan dibimbing oleh para asisten yang besangkutan. Lalu mahasiswa melakukan penyesuain suhu tubuh dengan membasahkan diri dengan air kolam renang tersebut sebelum memulai pelatihan. Setelah itu masuk ke acara inti yaitu pelatihan renang itu sendiri. Pada acara inti pelatihan renang tersebut materi akan diganti setiap 3 kali pertemuan acara renang rutin. Materi tersebut mencakup gerakan gaya bebas,gerakan gaya dada dan gerakan water trappen. Pelatihan renang rutin telah diadakan sejak awal bulan Februari. Terima kasih.

Rabu, 17 Juli 2013


Mahasiswa Unsoed Peduli Maritim
Peringati Ocean Day

JAKARTA (indonesiamaritimenews.com-IMN). Mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto ikut ambil bagian memperingati Ocean Day yang jatuh pada 8 Juni. Kepedulian mahasiswa akan dunia maritim dilakukan dengan kegiatan talk show yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Universitas Unsoed.
Talk show dengan tema ‘Dengan Jiwa Maritim Kita Tingkatkan Wawasan Kebangsaan dan Kemaritiman’ digelar di kampus Unsoed, di Grendeng, Purwokerto, Jateng, Sabtu (8/6/2013). Acara itu menghadirkan pembicara Komandan Lanal Cilacap, Kolonel Laut (P) Hari Mulyadi, SE, MM dan Dr Y Paonganan.
Dalam paparannya, Kolonel Hari Mulyadi menjelaskan tentang peran strategis TNI-AL dalam menjaga kedaulatan negara di laut serta kawasan perbatasan di pulau-pulau terluar.
\"Walaupun kondisi di pulau-pulau terluar kadang tidak ada air tawar, tapi prajurit TNI-AL dan TNI-AD yang ditugaskan tidak pernah menyerah untuk menjaga keamanan dan pertahanan negara dari aktivitas mengancam kedaulatan NKRI,\" katanya. Kolonel Hari Mulyadi memberi apresiasi pada mahasiswa yang peduli akan dunia maritim. (oryza/mar)

SUSUNAN PENGURUS HIMAKEL TAHUN 2013/2014



PENGURUS HIMPUNAN MAHASISWA ILMU KELAUTAN (HIMAKEL) PERIODE III
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
TAHUN 2013/2014

Pembina               : Ketua Program Studi Ilmu Kelautan
Ketua umum        : Harry Farhat                                     
Sekretaris             : Tyas Nesya Chandra                         

1. Divisi Hub Masyarakat
Koordinator           : Herdian Wicaksono                        
Staff                      : Danesha Galuh N. A.                    
                               Wahyu Abdul G.                            
                               Nabigh Nabiyl                                 
                                Shendi Priono                              

2. Divisi Penelitian dan Pengembangan
Koordinator          :  Sonny Ichsan                                
Staff                      :  Malinda Yusuf                              
                                M. Zakaria Febrianto                   
                                Rafid a. Shidqi                              
                                Ira Hermayasari                              

3. Divisi Penalaran dan Riset
Koordinator           :  Budi Arisandi                                
Staff                       :  Gema Azan Yunansyah                   
                                 Dzikrina Nur Fatima                      
                                 Syarif Zaky Darmawan                   
                                 Nurul Aini Hilmi                             
                                 Yusuf K.                                        

4. Divisi Keuangan
Koordinator            : Meris Rahmawati                            
Staff                      :  Intan Valent Antari                          
                                Kennie Kemala Astahiruka              
                                Diyah Fatimah Oktaviani                
                                Ridho Zul fakhri                              
                                Adad Furqon al-hadad                       


 

Blogroll

About

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified