Jumat, 29 Juni 2012

Padang Lamun Dapat Menyimpan Karbon Dua Kali Lipat Lebih Banyak Daripada Hutan


Seagrass (Foto: eoearth.org)

Lamun adalah bagian penting dari solusi untuk perubahan iklim, per unit area padang lamun dapat menyimpan karbon hingga dua kali lipat dari hutan.
Para peneliti menerbitkan sebuah paper penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature GeosciencePenelitian yang berjudul "Seagrass Ecosystems as a Globally Significant Carbon Stock", adalah analisis global pertama dari karbon yang tersimpan di lamun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa padang lamun menyimpan hingga 83.000 metrik (satuan massa yang sama dengan 1000 kilogram) ton karbon per kilometer persegi, sebagian besar disimpan pada lapisan sedimen di bawahnya.
Sebagai perbandingan, hutan tropis hanya mampu menyimpan karbon sebanyak 30.000 metrik ton per kilometer persegi, yang sebagian besar dalam bentuk kayu (pohon).


Penelitian ini juga memperkirakan bahwa, meskipun ekosistem padang lamun hanya berjumlah 0,2 persen dari lautan di dunia, ekosistem tersebut mampu menyerap 10% dari total karbon yang diterima lautan per tahunnya.
“Lamun hanya mengambil sebagian kecil wilayah pesisir dunia, tetapi penilaian ini menunjukkan bahwa mereka adalah suatu ekosistem yang dinamis untuk transformasi karbon,” kata James Fourqurean, penulis utama penelitian ini, yang merupakan seorang ilmuwan di Florida International University dan National Science Foundation’s (NSF) Florida Coastal Everglades Long-Term Ecological Research (LTER).
“Lamun memiliki kemampuan unik untuk terus menyimpan karbon dalam akarnya dan sedimen di pesisir pantai,” kata Fourqurean. “Kami telah menemukan tempat dimana padang lamun telah menyimpan karbon selama ribuan tahun.”
Penelitian yang dipimpin oleh Fourqurean ini, bekerjasama dengan para ilmuwan di High Council for Scientific Investigationthe Oceans Institute at the University of Western AustraliaBangor University di Inggris, University of Southern Denmark, the Hellenic Center for Marine Research di Yunani, Aarhus University di Denmark dan the University of Virginia.
Para peneliti menemukan, padang lamun menyimpan sembilan puluh persen dari karbon yang diserap di dalam tanah/sedimen, dan melakukannya secara terus-menerus selama berabad-abad.
Di Mediterania (merupakan daerah dengan konsentrasi karbon tertinggi dalam penelitian ini) padang lamun menyimpan karbon yang mereka serap hingga kedalaman beberapa meter.
Padang lamun adalah salah-satu ekosistem dunia yang paling terancam. Sekitar 29 % dari semua padang lamun di dunia telah rusak, penyebab utama kerusakan tersebut adalah adanya pengerukan sedimen di daerah padang lamun dan penurunan kualitas air. Setidaknya 1,5 % dari padang lamun dunia hilang setiap tahunnya.
Studi ini memperkirakan, kerusakan padang lamun berpotensi melepaskan emisi karbon hingga 25 % lebih banyak daripada  kerusakan hutan (penebangan hutan).
Penyu memanfaatkan padang lamun untuk mencari makan (foto: NOAA)



“Satu hal yang luar biasa tentang padang lamun adalah, jika dikonservasi (dipelihara), maka padang lamun dapat secara efektif dan cepat menyerap karbon, serta mampu menyerap kembali karbon yang telah hilang,” kata Karen McGlathery, seorang ilmuwan di University of Virginia dan NSF Virginia Coast Reserve LTER site.

Ekosistem padang lamun telah lama dikenal memiliki banyak manfaat seperti :  “penangkap” sedimen, melindungi garis pantai dari erosi dan ombak dan menjadi habitat bagi ikan serta kehidupan laut lainnya.
Hasil dari penelitian ini telah menunjukkan bahwa konservasi dan restorasi padang lamun dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan penyimpanan karbon, serta ekosistem lamun juga memberikan “fungsi lain” yang penting bagi masyarakat pesisir.
Penelitian ini merupakan bagian dari Blue Carbon Initiative “lembaga pemerhati karbon”, yang merupakan kerjasama dari Conservation Internationalthe International Union for Conservation of Nature, dan the Intergovernmental Oceanographic Commission of  UNESCO.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogroll

About

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified