BERITASATU.COM - Potensi kelautan Indonesia selama ini belum digarap secara maksimal.
Potensi kelautan Indonesia mencapai Indonesia US$1,2 triliun atau sekitar Rp11.400 tirliun jika pengelolaan dilakukan secara maksimal. Potensi itu tidak hanya perikanan, namun juga mineral, transportasi, dan industri yang berbasis kelautan.
Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Sharif Cicip Sutardjo mengatakan, khusus potensi perikanan mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Yakni, konsumsi dalam negeri mencapai 31 kilogram (kg) per kapita dan tahun depan ditargetkan 35 kg per kapita, sedangkan untuk nilai ekspor mencapai US$4 miliar.
”Dewan Kelautan Indonesia (Dekin) yang melibatkan 13 kementerian telah berkonferensi untuk mewujudkan potensi yang ada tersebut, terutama untuk mewujudkan potensi perikanan,” kata Cicip ketika melakukan kunjungan kerja di Pelabuhan Perikanan (PPI) Tilamuta Kabupaten Balemo, Gorontalo, Senin (5/11).
Cicip mengatakan, industrialisasi perikanan kini masih mengalami beberapa kendala di lapangan, seperti masalah pemasaran saat panen ikan. Saat ini, sebanyak 60-70 persen hasil perikanan di timur Indonesia, seperti dari Sulawesi, Maluku, dan Papua, namun industrinya ada wilayah barat Indonesia, terutama Jawa.
Karena itu, seharusnya ada konektivitas yang jelas antara barat dan timur Indonesia, terutama dari sisi transportasi dan peralatan logistik untuk menjaga mutu komoditas perikanan.
”Untuk mengatasi itu, kami membuat program Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN). Progran SLIN ini diharapkan membantu peroalan yang ada, yakni sistem dengan mengolah bersama dengan Menhub mengenai angkutan laut,” kata Cicip.
Dia juga mengatakan, selain program tersebut, pihaknya melakukan perbaikan pelabuan agar kapal pengangkut ikan ini bisa sandar untuk mengangkut ikan hasil penangkapan ikan para nelayan. Faslitas pelabuhan harus ditingkatkan termasuk faktor pendukungnya guna menjaga mutu ikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar